Tentang Pohon
By : Luwes Liya Lutfiya
Dulu ia gagah hingga semua menyanjungnya-nya,
Bak tameng perlindungan yang tak pernah retak.
Dulu ia selalu di nantikan,
Karena nafasnya memberikan oksigen bagi sekitarnya.
Dulu ia di banggakan dan di jadikan tempat bernaung para burung,
Karena akarnya kuat menggenggam tanah, batangnya kokoh menopang sarang, menghalau angin yang berhembus kencang.
Kini,
Akarnya mulai sukar menembus tanah.
Batangnya mulai lapuk.
Tapi,
Ia tetap berdiri tegak,
Menopang apa yang bisa ia topang.
Tapi,
Malang nasibnya.
Di tengah perjuangannya untuk tetap berdiri,
Semua justru perlahan pergi meninggalkan.
Mencari pohon baru yang lebih kokoh,
Memilih meninggalkan di banding membantunya untuk kembali bangkit.
Malang nasibnya,
Burung-burung yang tadinya hinggap di batangnya
Terbang menjauh karna menganggapnya tak berdaya.
Namun,
Ia tetap berusaha bangkit.
Meminta sang hujan menyuburkannya.
Meminta sang tanah menggemburkan raganya.
Meminta sang angin untuk perlahan berhembus.
Ia tetap berusaha,
Tanpa dendam,
Tanpa amarah.
Ku rasa ia bukan pohon biasa.
Ku rasa ia pohon yang benihnya di ambil dari samudera.
Karena,
Sabarnya seluas samudera.
Atau mungkin,
Karena ia percaya, semua akan datang dan pergi pada akhirnya.
